Cara Menghitung Beban Biaya AC Split
10.13
By
service ac surabaya
0
komentar
Service AC Surabaya Citra Teknik akan memberi jabaran gimana cara menghitung beban biaya listrik yang dikeluarkan saat pemakaian AC Split di rumah anda.
Untuk bisa membuat perhitungan biaya pemakaian daya sebuah / beberapa perangkat elektronik, kita harus memiliki beberapa data yang menjadi dasar dalam melakukan perhitungan, yaitu : harga listrik per kwh dan nilai konsumsi daya perangkat.
Mengetahui harga listrik per kwh
Hal pertama yang perlu diketahui adalah harga per kwh dari instalasi listrik terpasang di rumah, karena setiap kapasitas listrik terpasang memiliki harga per kwh yang berbeda. Ada dua cara untuk mendapatkan nilai ini, yaitu menanyakan langsung kepada PLN atau menghitung sendiri.
Jika hendak menghitung sendiri, kita perlu mendapatkan rata-rata nilai per kwh dari pemakaian listrik selama sebulan di rumah.
Misalnya, instalasi listrik terpasang 1300 VA dengan pemakaian daya bulan kemarin sebesar 243 kwh dan biaya yang harus dibayarkan kepada PLN adalah sebesar Rp. 210.000,-.
Maka harga listrik rata-rata per kwh-nya adalah :
210.000 / 243 = Rp. 864,2,- per kwh
atau sama dengan :
864,2 / 1000 = Rp. 0,8642,- per Watt.
Harga listrik per kwh sebesar Rp. 864,2,- ini merupakan nilai dasar untuk mendapatkan besar biaya pemakaian setiap perangkat elektronik di rumah. Walaupun (mungkin) tidak 100% sama dengan nilai per kwh yang disosialisasikan oleh PLN, nilai ini adalah nilai real (nyata) yang berlaku dan harus dibayarkan setiap bulannya oleh kita untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di rumah.
Perhitungan harga per kwh listrik di atas adalah contoh. Anda harus menghitung berdasarkan biaya rekening bulanan dan pemakaian daya listrik di rumah terlebih dulu. Sehingga hasil perhitungan sesuai dengan nilai harga per kwh listrik yang berlaku di rumah anda.
Setelah mengetahui harga per kwh, kita tinggal menghitung besar pemakaian daya untuk pengoperasian sebuah AC Split rumah anda.
Contoh untuk AC Split 1 PK dan memiliki daya 540 Watt.
Misalnya, AC berkapasitas 1 PK ~ 540 Watt. Maksud dari memiliki daya sebesar 540 Watt adalah AC akan mengkonsumsi daya sebesar 540 Watt terus-menerus selama 1 jam penuh untuk beroperasi pada batas maksimum yang dimilikinya. Misalnya, batas maksimum suhu ruangan yang dapat di-dingin-kan sebuah AC adalah hingga mencapai 0° Celcius. Maka, untuk mencapai temperatur suhu ruangan dan mempertahankannya pada level temperatur 0° Celcius, konsumsi daya yang dibutuhkan dalam satu jam adalah 540 / 1000 = 0,54 kwh.
Seandainya kita hendak mendinginkan suhu ruangan 30° C menjadi 27° C, maka konsumsi daya AC per jam-nya tidak akan mencapai 0,54 kwh. AC tetap akan mengkonsumsi daya sebesar 0,54 kwh, namun tidak berlangsung terus menerus selama 1 jam penuh. Aktivitas nyala mesin (kompressor) AC dipicu oleh sensor temperatur yang biasa disebut dengan thermostat. Jika suhu ruangan yang diterima thermostat lebih besar dari 27° C, maka mesin otomatis akan menyala untuk mendinginkan ruangan agar suhu ruangan menjadi 27° C. Kemudian, aktivitas mesin akan berhenti (standby / siaga) selama suhu ruangan berada pada temperatur 27° C. Saat suhu ruangan kembali naik di atas 27° C, mesin akan kembali menyala mendinginkan ruangan. Demikian siklus aktivitas pengoperasian nyala mesin yang terjadi pada AC.
Sekarang, kita asumsikan AC beroperasi selama 8 jam dalam sehari untuk mendinginkan ruangan hingga temperatur 27° C. Kondisi yang terjadi saat pertama kali dinyalakan, mesin beroperasi selama 15 menit untuk mendinginkan ruangan. Selanjutnya, setiap kali siklus proses mendinginkan ruangan, mesin menyala selama 10 menit dan siaga selama 5 menit. Dalam satu jam beroperasi, terjadi 60 / 15 = 4 kali siklus mendinginkan ruangan. Empat kali mesin menyala selama 4 x 10 = 40 menit dan empat kali mesin siaga selama 4 x 5 = 20 menit. Dengan rata-rata pengoperasian AC selama 8 jam sehari, maka mesin akan menyala selama 8 x 40 menit dengan tambahan waktu 5 menit (15 – 10) saat pertama mesin kali dinyalakan. Sehingga, konsumsi daya sebenarnya oleh mesin selama 8 jam pengoperasian adalah 320 + 5 = 325 menit.
Seandainya dilakukan penghitungan ulang besar daya yang sebenarnya di konsumsi oleh AC 1 PK ~ 540 Watt untuk beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C selama 8 jam adalah :
= ((540 Watt / 1000) x 40,63 menit) / 60
= (0,540 kwh x 40,63 menit) / 60
= 21,93 kwh / 60
= 0,365625 kwh per jam atau 0,365625 x 1000 = 365,63 Watt per jam
Jadi, konsumsi daya penuh setiap jamnya selama 8 jam waktu beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C, hanya 365,63 Watt saja, bukan 540 Watt.
Dengan kondisi siklus nyala mesin sama sebagaimana dicontohkan di atas, maka biaya yang harus dibayarkan selama 8 jam beroperasi adalah :
pemakaian per hari :
= (0,365625 x 8) x 864,2
= 2,92 x 864,2
= Rp. 2.527,78,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 2.527,78,- x 30
= Rp. 75.833,55,-
Jika konsumsi daya AC dihitung berdasarkan kapasitas maksimumnya, maka akan terlihat jelas selisih perbedaannya :
pemakaian per hari :
= ((540 / 1000) x 8) x 864,2
= (0,54 x 8) x 864,2
= 4,32 x 864,2
= Rp. 3.733,34,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 3.733,34,- x 30
= Rp. 112.000,32,-
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah mesin menyala saat AC dioperasikan sangat tergantung dari kondisi ruangan, jumlah orang dalam ruangan dan suhu / temperatur akibat aktivitas yang terjadi dalam ruangan terkait. Sehingga sulit untuk menentukan lama jeda waktu yang pasti.
Jadi, nilai hasil perhitungan yang mana sebaiknya digunakan? Mengingat ada kondisi yang mempengaruhi jeda waktu siaga saat AC dioperasikan, lebih baik tetap berdasarkan pada nilai hasil perhitungan kapasitas maksimum AC (540 Watt). Baik dalam menentukan besaran daya maupun biaya pemakaian daya. Tindakan ini dapat menghindari kerancuan seandainya terdapat lebih dari satu unit AC dengan kapasitas pk berbeda dalam satu rumah.
Hal terpenting yang pada akhirnya kita ketahui adalah selama mesin AC tidak bekerja hingga batas maksimum, konsumsi daya per jam-nya pasti kurang dari nilai kapasitas daya yang tertera (540 Watt). Dengan demikian, realita biaya yang harus dibayarkan sebenarnya pun pasti kurang dari Rp. 112.000,32,-. (seperti pada contoh di atas adalah Rp. 75.833,55,-)
Untuk bisa membuat perhitungan biaya pemakaian daya sebuah / beberapa perangkat elektronik, kita harus memiliki beberapa data yang menjadi dasar dalam melakukan perhitungan, yaitu : harga listrik per kwh dan nilai konsumsi daya perangkat.
Mengetahui harga listrik per kwh
Hal pertama yang perlu diketahui adalah harga per kwh dari instalasi listrik terpasang di rumah, karena setiap kapasitas listrik terpasang memiliki harga per kwh yang berbeda. Ada dua cara untuk mendapatkan nilai ini, yaitu menanyakan langsung kepada PLN atau menghitung sendiri.
Jika hendak menghitung sendiri, kita perlu mendapatkan rata-rata nilai per kwh dari pemakaian listrik selama sebulan di rumah.
Misalnya, instalasi listrik terpasang 1300 VA dengan pemakaian daya bulan kemarin sebesar 243 kwh dan biaya yang harus dibayarkan kepada PLN adalah sebesar Rp. 210.000,-.
Maka harga listrik rata-rata per kwh-nya adalah :
210.000 / 243 = Rp. 864,2,- per kwh
atau sama dengan :
864,2 / 1000 = Rp. 0,8642,- per Watt.
Harga listrik per kwh sebesar Rp. 864,2,- ini merupakan nilai dasar untuk mendapatkan besar biaya pemakaian setiap perangkat elektronik di rumah. Walaupun (mungkin) tidak 100% sama dengan nilai per kwh yang disosialisasikan oleh PLN, nilai ini adalah nilai real (nyata) yang berlaku dan harus dibayarkan setiap bulannya oleh kita untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di rumah.
Perhitungan harga per kwh listrik di atas adalah contoh. Anda harus menghitung berdasarkan biaya rekening bulanan dan pemakaian daya listrik di rumah terlebih dulu. Sehingga hasil perhitungan sesuai dengan nilai harga per kwh listrik yang berlaku di rumah anda.
Setelah mengetahui harga per kwh, kita tinggal menghitung besar pemakaian daya untuk pengoperasian sebuah AC Split rumah anda.
Contoh untuk AC Split 1 PK dan memiliki daya 540 Watt.
Misalnya, AC berkapasitas 1 PK ~ 540 Watt. Maksud dari memiliki daya sebesar 540 Watt adalah AC akan mengkonsumsi daya sebesar 540 Watt terus-menerus selama 1 jam penuh untuk beroperasi pada batas maksimum yang dimilikinya. Misalnya, batas maksimum suhu ruangan yang dapat di-dingin-kan sebuah AC adalah hingga mencapai 0° Celcius. Maka, untuk mencapai temperatur suhu ruangan dan mempertahankannya pada level temperatur 0° Celcius, konsumsi daya yang dibutuhkan dalam satu jam adalah 540 / 1000 = 0,54 kwh.
Seandainya kita hendak mendinginkan suhu ruangan 30° C menjadi 27° C, maka konsumsi daya AC per jam-nya tidak akan mencapai 0,54 kwh. AC tetap akan mengkonsumsi daya sebesar 0,54 kwh, namun tidak berlangsung terus menerus selama 1 jam penuh. Aktivitas nyala mesin (kompressor) AC dipicu oleh sensor temperatur yang biasa disebut dengan thermostat. Jika suhu ruangan yang diterima thermostat lebih besar dari 27° C, maka mesin otomatis akan menyala untuk mendinginkan ruangan agar suhu ruangan menjadi 27° C. Kemudian, aktivitas mesin akan berhenti (standby / siaga) selama suhu ruangan berada pada temperatur 27° C. Saat suhu ruangan kembali naik di atas 27° C, mesin akan kembali menyala mendinginkan ruangan. Demikian siklus aktivitas pengoperasian nyala mesin yang terjadi pada AC.
Sekarang, kita asumsikan AC beroperasi selama 8 jam dalam sehari untuk mendinginkan ruangan hingga temperatur 27° C. Kondisi yang terjadi saat pertama kali dinyalakan, mesin beroperasi selama 15 menit untuk mendinginkan ruangan. Selanjutnya, setiap kali siklus proses mendinginkan ruangan, mesin menyala selama 10 menit dan siaga selama 5 menit. Dalam satu jam beroperasi, terjadi 60 / 15 = 4 kali siklus mendinginkan ruangan. Empat kali mesin menyala selama 4 x 10 = 40 menit dan empat kali mesin siaga selama 4 x 5 = 20 menit. Dengan rata-rata pengoperasian AC selama 8 jam sehari, maka mesin akan menyala selama 8 x 40 menit dengan tambahan waktu 5 menit (15 – 10) saat pertama mesin kali dinyalakan. Sehingga, konsumsi daya sebenarnya oleh mesin selama 8 jam pengoperasian adalah 320 + 5 = 325 menit.
Seandainya dilakukan penghitungan ulang besar daya yang sebenarnya di konsumsi oleh AC 1 PK ~ 540 Watt untuk beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C selama 8 jam adalah :
= ((540 Watt / 1000) x 40,63 menit) / 60
= (0,540 kwh x 40,63 menit) / 60
= 21,93 kwh / 60
= 0,365625 kwh per jam atau 0,365625 x 1000 = 365,63 Watt per jam
Jadi, konsumsi daya penuh setiap jamnya selama 8 jam waktu beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C, hanya 365,63 Watt saja, bukan 540 Watt.
Dengan kondisi siklus nyala mesin sama sebagaimana dicontohkan di atas, maka biaya yang harus dibayarkan selama 8 jam beroperasi adalah :
pemakaian per hari :
= (0,365625 x 8) x 864,2
= 2,92 x 864,2
= Rp. 2.527,78,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 2.527,78,- x 30
= Rp. 75.833,55,-
Jika konsumsi daya AC dihitung berdasarkan kapasitas maksimumnya, maka akan terlihat jelas selisih perbedaannya :
pemakaian per hari :
= ((540 / 1000) x 8) x 864,2
= (0,54 x 8) x 864,2
= 4,32 x 864,2
= Rp. 3.733,34,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 3.733,34,- x 30
= Rp. 112.000,32,-
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah mesin menyala saat AC dioperasikan sangat tergantung dari kondisi ruangan, jumlah orang dalam ruangan dan suhu / temperatur akibat aktivitas yang terjadi dalam ruangan terkait. Sehingga sulit untuk menentukan lama jeda waktu yang pasti.
Jadi, nilai hasil perhitungan yang mana sebaiknya digunakan? Mengingat ada kondisi yang mempengaruhi jeda waktu siaga saat AC dioperasikan, lebih baik tetap berdasarkan pada nilai hasil perhitungan kapasitas maksimum AC (540 Watt). Baik dalam menentukan besaran daya maupun biaya pemakaian daya. Tindakan ini dapat menghindari kerancuan seandainya terdapat lebih dari satu unit AC dengan kapasitas pk berbeda dalam satu rumah.
Hal terpenting yang pada akhirnya kita ketahui adalah selama mesin AC tidak bekerja hingga batas maksimum, konsumsi daya per jam-nya pasti kurang dari nilai kapasitas daya yang tertera (540 Watt). Dengan demikian, realita biaya yang harus dibayarkan sebenarnya pun pasti kurang dari Rp. 112.000,32,-. (seperti pada contoh di atas adalah Rp. 75.833,55,-)
0 komentar: